Alam - Bukti Kebenaran Al-Qur'an
Dalam al-Quran terdapat banyak fakta dan mukjizat yang ilmiah. Banyak ilmuwan, buku-buku serta video telah dihasilkan untuk membuktikan bahwa Islam itu berasal dari Alloh. Hal ini dilengkapi dengan bukti secara ilmiah dalam al-Quran dan hadis.
Salah seorang geologis dari Jepang, Profesor Siaveda pernah menyatakan bahwa bumi terbentuk dalam keadaan berpasak-pasak. Ini bermakna, lapisan yang tinggi akan membentuk gunung, sedangkan bagian curamnya akan membentuk jurang dalam
lautan. Keadaan bumi dalam bentuk pasak telah lama termaktub dalam Al-Quran surah An-Naba': 6-7: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak.” Hal ini jelas membuktikan bahawa al-Quran itu benar datangnya daripada Allah, bukan kitab ciptaan manusia.
Dari aspek lautan, para ilmuwan menyatakan bahwa bumi terdiri daripada 75% air.
Berkaitan dengan hikmah penciptaan laut, Allah Swt telah berfirman dalam surah
an-Nahl ayat 14 : “Dan Dialah, Allah yang menciptakan lautan (untuk kamu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat kapal berlayar padanya, dan supaya kamu mencari keuntungan daripada kurnia-Nya dan supaya kamu bersyukur.''
Allah Swt telah menciptakan lautan dengan luasnya dan begitu banyak manfaat yang didapat dari dalam laut itu sendiri. Lautan diciptakan mengelilingi seluruh bumi. Padahal lautan itu merupakan bumi yang digenangi air yang amat banyak. Apabila seluruh daratan dan pergunungan yang nampak dibandingkan dengan lautan adalah laksana buih yang berada di permukaan lautan yang luas.
Mr. Jacques Yves Costeau merupakan seorang Oceanografer (ahli lautan) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Beliau telah menyelam di banyak dasar lautan seluruh dunia, bahkan dia menghasilkan film dokumentasi tentang keindahan alam bawah laut untuk dijadikan tontonan jutaan manusia di seluruh dunia. Ketika sedang melakukan penelitian di dasar laut, dia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar yang
segar dan tidak bercampur dengan air laut yang masin di sekelilingnya . Fenomena ini seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi kedua-duanya. Keganjilan ini memberikan kekaguman yang tinggi kepada dia dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dan air asin di tengah-tengah laut. Pada mulanya dia berfikir, apakah itu hanya halusinasi atau khayalan sewaktu menyelam. Pun, setelah kejadian itu dia terus berusaha mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena tersebut.
Suatu hari, beliau bertemu dengan seorang profesor Muslim, lantas menceritakan fenomena ganjil itu. Lantas profesor tersebut teringat satu ayat al-Quran tentang penemuan dengan dua lautan dalam surah ar-Rahman ayat 19-20 yang sering dikaitkan dengan terusan Suez. Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya
ada batas yang tidak bisa ditembus.''
Jelasnya, fenomena keganjilan alam ini sebenarnya sudah pun termaktub dalam al-Quran, al-Furqan-53: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan dia jadikan antara kedua-duanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang penemuan dua lautan yang tidak bercampur itu diartikan sebagai keadaan muara sungai, apabila terjadinya pertemuan antara air tawar (sungai) dan air asin dari air laut. Namun, tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya daripada surah ar-Rahman ayat 22 : “Keluar daripada kedua-duanya mutiara dan marjan. Sedangkan, di muara sungai tidak ditemui mutiara.” Di sini satu lagi bukti penemuan geologi lautan yang sebenarnya telah tercatat dalam al-Quran.
Mr. Costeau terpesona mendengar ayat-ayat al-Quran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di dasar lautan. Dia berpendapat bahwa, mustahil al-Quran disusun oleh Nabi Muhammad Saw, pada zaman Nabi Muhammad belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang begitu jauh di dasar lautan.
Fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad ke 20. Ini nyata membuktikan bahwa al-Quran telah mendahului segala-galanya. Dan Alhamdulillah, dia mendapat hidayah daripada Alloh untuk memeluk Islam. Para ilmuwan juga pernah menyebut bahwa lapisan kerak bumi adalah kawasan yang
sentiasa bergolak. Proses pergolakan ini memberi kesan terhadap susunan dan struktur batuan. Geseran, himpitan, dan lipatan menghasilkan tekanan dan suhu yang tinggi dalam kerak bumi. Tekanan dan suhu yang tinggi menolak keluar batuan, benda padat, cair dan gas ke permukaan bumi melalui letupan gunung berapi. Bahan benda cair yang membeku dan debu akan membentuk tanah atas. Jelasnya di sini ialah, lapisan bumi itu adalah tidak statik (tidak bergerak-gerak).
Sebenarnya, fenomena ini telah disebut oleh Allah s.w.t. dalam surah an-Naml ayat 88 : “Dan kamu lihat gunung-gunung itu kamu sangka ia tetap di tempatnya padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) Perbuatan Allah membuat dengan kukuh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Allah yang menciptakan alam ini tidak membiarkan manusia untuk mencari jawabannya kerana Dia Maha Mengetahui akan kelemahan hamba-Nya. Di antaranya, kita tidak boleh menjelajah jauh ke seluruh pelosok alam untuk mengetahui keadaan sebenar seluruh alam. Apa yang manusia boleh lakukan hanya meneliti berdasarkan dengan sedikit ilmu yang ada. Mungkin betul dan mungkin juga salah.
Oleh kerana itulah Allah telah memberitahu manusia jawaban bagaimana dan siapa
yang menciptakan alam ini. Jawaban-Nya diterangkan di dalam al-Quran melalui
Rasul-Nya.
Lebih jelasnya adalah terdapat banyak kejanggalan dan keanehan serta keganjilan
fenomena geologi yang telah tercakup dalam al-Quran. Sehingga, tiada lagi alasan untuk
manusia menyangkal kebenaran al-Quran serta kekuasaan Allah Swt. Setiap kejadian
geologi ada hikmah yang tersurat dan tersirat dalam firman Allah pada surah
al-Mursalat ayat 25-26 : “Bukankah Kami jadikan bumi sebagai tempat berkumpul orang-orang hidup dan orang-orang mati?
Alam semesta
Al-Quran diturunkan di zaman Rasullullah itu lebih 1500 tahun yang lalu. Sedangkan, penemuan ini baru terjadi pada zaman ini. Jadi, adalah mustahil bahwa al-Quran itu dibuat-buat. Allah Swt Maha Pencipta, dengan sifat-Nya ini, Allah Swt menciptakan langit dan bumi melalui proses yang dikehendaki-Nya.
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-
Nya pada waktu Dia menyatakan, jadilah lalu terjadilah, dan di tangan-Nyalah segala
kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang
nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Al-An`am: 73)
Apa pun penemuan sains tentang keunikan alam, al-Quran telah mendahului. Jadi,
mungkinkah isi kandungan al-Quran itu dicipta oleh selain Alloh?
Salah seorang geologis dari Jepang, Profesor Siaveda pernah menyatakan bahwa bumi terbentuk dalam keadaan berpasak-pasak. Ini bermakna, lapisan yang tinggi akan membentuk gunung, sedangkan bagian curamnya akan membentuk jurang dalam
lautan. Keadaan bumi dalam bentuk pasak telah lama termaktub dalam Al-Quran surah An-Naba': 6-7: “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak.” Hal ini jelas membuktikan bahawa al-Quran itu benar datangnya daripada Allah, bukan kitab ciptaan manusia.
Dari aspek lautan, para ilmuwan menyatakan bahwa bumi terdiri daripada 75% air.
Berkaitan dengan hikmah penciptaan laut, Allah Swt telah berfirman dalam surah
an-Nahl ayat 14 : “Dan Dialah, Allah yang menciptakan lautan (untuk kamu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat kapal berlayar padanya, dan supaya kamu mencari keuntungan daripada kurnia-Nya dan supaya kamu bersyukur.''
Allah Swt telah menciptakan lautan dengan luasnya dan begitu banyak manfaat yang didapat dari dalam laut itu sendiri. Lautan diciptakan mengelilingi seluruh bumi. Padahal lautan itu merupakan bumi yang digenangi air yang amat banyak. Apabila seluruh daratan dan pergunungan yang nampak dibandingkan dengan lautan adalah laksana buih yang berada di permukaan lautan yang luas.
Mr. Jacques Yves Costeau merupakan seorang Oceanografer (ahli lautan) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Beliau telah menyelam di banyak dasar lautan seluruh dunia, bahkan dia menghasilkan film dokumentasi tentang keindahan alam bawah laut untuk dijadikan tontonan jutaan manusia di seluruh dunia. Ketika sedang melakukan penelitian di dasar laut, dia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar yang
segar dan tidak bercampur dengan air laut yang masin di sekelilingnya . Fenomena ini seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi kedua-duanya. Keganjilan ini memberikan kekaguman yang tinggi kepada dia dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dan air asin di tengah-tengah laut. Pada mulanya dia berfikir, apakah itu hanya halusinasi atau khayalan sewaktu menyelam. Pun, setelah kejadian itu dia terus berusaha mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena tersebut.
Suatu hari, beliau bertemu dengan seorang profesor Muslim, lantas menceritakan fenomena ganjil itu. Lantas profesor tersebut teringat satu ayat al-Quran tentang penemuan dengan dua lautan dalam surah ar-Rahman ayat 19-20 yang sering dikaitkan dengan terusan Suez. Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya
ada batas yang tidak bisa ditembus.''
Jelasnya, fenomena keganjilan alam ini sebenarnya sudah pun termaktub dalam al-Quran, al-Furqan-53: “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan dia jadikan antara kedua-duanya dinding dan batas yang menghalangi.”
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang penemuan dua lautan yang tidak bercampur itu diartikan sebagai keadaan muara sungai, apabila terjadinya pertemuan antara air tawar (sungai) dan air asin dari air laut. Namun, tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya daripada surah ar-Rahman ayat 22 : “Keluar daripada kedua-duanya mutiara dan marjan. Sedangkan, di muara sungai tidak ditemui mutiara.” Di sini satu lagi bukti penemuan geologi lautan yang sebenarnya telah tercatat dalam al-Quran.
Mr. Costeau terpesona mendengar ayat-ayat al-Quran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di dasar lautan. Dia berpendapat bahwa, mustahil al-Quran disusun oleh Nabi Muhammad Saw, pada zaman Nabi Muhammad belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang begitu jauh di dasar lautan.
Fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad ke 20. Ini nyata membuktikan bahwa al-Quran telah mendahului segala-galanya. Dan Alhamdulillah, dia mendapat hidayah daripada Alloh untuk memeluk Islam. Para ilmuwan juga pernah menyebut bahwa lapisan kerak bumi adalah kawasan yang
sentiasa bergolak. Proses pergolakan ini memberi kesan terhadap susunan dan struktur batuan. Geseran, himpitan, dan lipatan menghasilkan tekanan dan suhu yang tinggi dalam kerak bumi. Tekanan dan suhu yang tinggi menolak keluar batuan, benda padat, cair dan gas ke permukaan bumi melalui letupan gunung berapi. Bahan benda cair yang membeku dan debu akan membentuk tanah atas. Jelasnya di sini ialah, lapisan bumi itu adalah tidak statik (tidak bergerak-gerak).
Sebenarnya, fenomena ini telah disebut oleh Allah s.w.t. dalam surah an-Naml ayat 88 : “Dan kamu lihat gunung-gunung itu kamu sangka ia tetap di tempatnya padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) Perbuatan Allah membuat dengan kukuh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Allah yang menciptakan alam ini tidak membiarkan manusia untuk mencari jawabannya kerana Dia Maha Mengetahui akan kelemahan hamba-Nya. Di antaranya, kita tidak boleh menjelajah jauh ke seluruh pelosok alam untuk mengetahui keadaan sebenar seluruh alam. Apa yang manusia boleh lakukan hanya meneliti berdasarkan dengan sedikit ilmu yang ada. Mungkin betul dan mungkin juga salah.
Oleh kerana itulah Allah telah memberitahu manusia jawaban bagaimana dan siapa
yang menciptakan alam ini. Jawaban-Nya diterangkan di dalam al-Quran melalui
Rasul-Nya.
Lebih jelasnya adalah terdapat banyak kejanggalan dan keanehan serta keganjilan
fenomena geologi yang telah tercakup dalam al-Quran. Sehingga, tiada lagi alasan untuk
manusia menyangkal kebenaran al-Quran serta kekuasaan Allah Swt. Setiap kejadian
geologi ada hikmah yang tersurat dan tersirat dalam firman Allah pada surah
al-Mursalat ayat 25-26 : “Bukankah Kami jadikan bumi sebagai tempat berkumpul orang-orang hidup dan orang-orang mati?
Alam semesta
Al-Quran diturunkan di zaman Rasullullah itu lebih 1500 tahun yang lalu. Sedangkan, penemuan ini baru terjadi pada zaman ini. Jadi, adalah mustahil bahwa al-Quran itu dibuat-buat. Allah Swt Maha Pencipta, dengan sifat-Nya ini, Allah Swt menciptakan langit dan bumi melalui proses yang dikehendaki-Nya.
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-
Nya pada waktu Dia menyatakan, jadilah lalu terjadilah, dan di tangan-Nyalah segala
kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang
nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Al-An`am: 73)
Apa pun penemuan sains tentang keunikan alam, al-Quran telah mendahului. Jadi,
mungkinkah isi kandungan al-Quran itu dicipta oleh selain Alloh?